GlestRadio.com, Bandung - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jabar meminta masyarakat tidak menyudutkan Pondok Pesantren Al-Zaytun Indramayu terkait maraknya pemberitaan mengenai Negara Islam Indonesia (NII).
"Saya kaget ketika sekarang ramai Al-Zaytun dikaitkan dengan NII. Saya meminta umat Islam di Jabar tidak menggeneralisasi hal tersebut. Pandangan saya dan MUI Jabar terkait Al-Zaytun adalah lembaga pendidikan Islam yang menggunakan sistem Internasional," kata Salim saat ditemui di Kantor MUI Jabar Jalan RE Martadinatan, Rabu (4/5/2011).
Menurut Salim, jika NII dikaitkan dengan pengasuh Ponpes Al-Zaytun Syekh Panji Gumilang, hendaknya jangan dihubungkan dengan lembaga. "Kasihan masyarakat yang berniat menyekolahkan atau pun memasukkan anaknya ke pesantren berkualitas sekelas Al-Zaytun," kata Salim
Al-Zaytun sendiri merupakan pesantren berbasis kelas dan asrama. Satu asrama putra ataupun putri diawasi satu guru yang menguasai semua mata pelajaran.
"Pola pendidikan di sana sangat disiplin dan ketat. Bahkan untuk makan pun diatur waktunya, setelah beribadah terlebih dahulu. Pengamatan MUI Jabar terkait maraknya kaitan Al-Zaytun dengan NII, dari segi pendidikan bagi santri ya tidak ada kaitannya dan tidak sesat," tandas Salim.
Ia menambahkan, untuk masuk menjadi santri Ponpes Al-Zaytun, sama dengan bersadaqah kepada umat Islam lainnya. "Masuk menjadi santri lalu membayar satu ekor sapi tersebut bukan sebagai bentuk pengampunan dosa, melainkan untuk diinfakkan dan disodaqahkan kepada warga sekitar pesantren. Nantinya hewan pemberian para santri itu akan dipelihara dengan diternak, untuk hidup selama menjadi santri di Al-Zaytun," kata Salim. [gin]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar