• Breaking News

    Glest RadioSini...::...Iklankan Produk dan Usaha Anda di www.glestradio.com atau di Glest Radio ...::...Anda Sedang Mendengarkan Glest Radio Streaming, yang dipancarluaskan dari Graha Glest - Tangerang - Banten....::...GLEST GO Green...:::...Mau Pasang iklan Di Glest Radio atau situs glestradio.com silahkan Klik Di Sini

    Mengorok Berat Ternyata Bisa Terancam Stroke


    GlestRadio.com - Mendengkur telah lama dikaitkan dengan banyak penyakit jantung-pembuluh darah dan stroke. Kini, sekelompok peneliti dari Korea mencoba melihat hubungan antara ngorok-sleep apnea dengan risiko stroke dan demensia lewat pengamatan pada perubahan substansia alba otak.

    Suara dengkur selama ini dianggap sebagai suara yang mengganggu. Tetapi kenyataannya, ngorok bisa menjadi suatu tanda yang membahayakan. Bahaya tersebut adalah sebuah penyakit tidur bernama sleep apnea.

    Sleep apnea, artinya henti nafas saat tidur, mempunyai dua gejala utama yaitu mendengkur dan kantuk berlebihan di siang hari. Pada saat tidur, penderitanya mengalami peyempitan saluran nafas hingga mengganggu aliran udara. Bahkan walau gerak nafas tetap ada, aliran udara terputus seolah tercekik dalam tidur. Akibat sesak, penderita akan terbangun singkat untuk bernafas. Tetapi ia tak akan sadar jika sepanjang malam terbangun-bangun dari tidur.

    Kadar oksigen pada tubuh akan turun dan naik selama tidur. Aktivitas simpatis juga meningkatkan kekentalan darah dan merusak dinding pembuluh darah. Kedua mekanisme ini yang diduga mengakibatkan perubahan pada struktur substansia alba di otak.

    Penelitian

    Penelitian yang diterbitkan pada jurnal kedokteran tidur SLEEP ini ingin melihat hubungan derajat keparahan mendengkur dengan perubahan pada struktur white matter/substansia alba otak. Perubahan pada substansia alba dikaitkan dengan berkembangnya stroke dan demensia.

    503 orang peserta diperiksa di laboratorium tidur untuk mengetahui derajat keparahan dengkur/sleep apnea-nya. Kemudian para peserta dengan berbagai derajat keparahan sleep apnea ini diperiksakan struktur otaknya dengan menggunakan magnetic resonance imaging (MRI).

    Keparahan sleep apnea dilihat dari indeks henti nafas perjam (AHI/ Apnea Hypopnea Index). AHI kurang dari lima dinyatakan normal, tak menderita sleep apnea. AHI 5-15 kali perjam merupakan sleep apnea ringan. AHI 16-30 sleep apnea sedang, dan AHI >30 kali perjam adalah sleep apnea yang berat.

    Hasilnya, pendengkur dengan sleep apnea sedang dan berat, mempunyai risiko dua kali lipat untuk alami perubahan pada substansia alba-nya. Artinya pendengkur, jika menderita sleep apnea sedang-berat, punya risiko dua kali lipat untuk menderita stroke atau demensia.

    Sleep Apnea dan Stroke

    Penelitian ini sejalan dengan peneliti sebelumnya di tahun 2005 pada American Journal of Hypertension yang juga mengaitkan sleep apnea dengan stroke. Namun, kelompok peneliti ini lebih melihat efek penurunan kadar oksigen pada sleep apnea dengan angka kejadian stroke. Dua kelompok peneliti berbeda di Jepang juga melakukan penelitian yang sama. Keduanya menemukan tingginya angka penderita gangguan pembuluh darah otak dengan derajat keparahan sleep apnea.

    Perawatan sleep apnea

    Ngorok sudah tak dapat diabaikan lagi. Tapi jangan salah mengerti. Keparahan sleep apnea dilihat dari derajat henti nafasnya, bukan dari volume suara dengkuran. Berbagai penelitian semuanya melihat dari henti nafas yang dialami pendengkur. Tidak pada volume suara atau seberapa mengganggunya suara dengkuran tersebut.

    Untuk mengetahui seorang pendengkur menderita sleep apnea atau tidak, diperlukan pemeriksaan seksama di laboratorium tidur.

    Perawatan nantinya ditentukan dari hasil pemeriksaan tidur. Sementara ini yang paling banyak digunakan adalah perawatan dengan gunakan continuous positive airway pressure (CPAP). Sebuah alat yang meniupkan tekanan positif ke hidung pasien, untuk menjaga agar saluran nafas tetap membuka saat tidur.

    Perawatan sleep apnea ditujukan untuk mengatasi henti nafas agar kesehatan dan kualitas hidup tetap terjaga serta menghidari cedera lebih lanjut pada otak. Tentu saja suara dengkuran pun akan hilang nantinya.

    Editor : Asep Candra

    Sumber : Kompas

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Hosting Unlimited Indonesia
    DomaiNesia

    Feng Shui

    Promo