GlestRadio.com—Banjir yang menimpa warga Ibu Kota Jakarta semenjak hari Selasa (15/01/2013) rupanya membuat beberapa masjid di Ibu Kota Jakarta ikut sibuk menjadi tempat penampungan pengungsi.
Menurut pantauan hidayatullah.com dari berbagai media massa, beberapa masjid di Jakarta menjadi tempat pengungsian sementara.
Sebut saja sekitar 2.500 jiwa pengungsi korban banjir Kelurahan Bukit Duri, Jakarta Selatan, memadati aula Masjid Attahiriyah.
"Jika pengungsian di Kelurahan Bukit Duri penuh, dibawa ke Masjid Attahiriyah. Kemungkinan jumlah tersebut akan bertambah seiring dengan kondisi genangan air," kata Wakil Lurah Bukit Duri, Syarifuddin dikutip Antara hari Sabtu (19/01/2013).
Menurut dia, Masjid Attahiriyah bahkan sudah dipenuhi pengungsi sejak Hari Kamis (17/01/2013) malam. Warga yang mengungsi karena ketinggian air semakin bertambah saat itu.
Selain Masjid Attahiriyah, para korban banjir di Kampungmelayu juga ditampung di Masjid Atawabin. Bahkan para korban banjir di Jalan Jatinegara Barat IV, Kampung Melayu, Jakarta Timur juga memanfaatkan Masjid Al-Istiqomah.
Lebih dari 60.000 warga Kabupaten Karawang, Jawa Barat (meliputi 80 desa/kelurahan dan sekitar 23 kecamatan dari total 30 kecamatan yang ada di Karawang) yang menjadi korban banjir juga mengungsi ke masjid, selain juga ditampung di tenda-tenda pengungsian, rumah toko, dan lain-lain. Bahkan, ada pula korban banjir yang memilih mengungsi di hotel sekitar perkotaan Karawang.
Di antara masjid yang sibuk menangani pengungsi, seperti dikutip okezone.com, adalah Masjid Al Muhajidin yang menampunbg 500 jiwa.
Warga juga mengungsi di Masjid Faturahman, Kelurahan Dadap, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang. Pengungsi di posko Masjid Faturahman diperkirakan ada 1.000 orang yang masih bertahan.
Selain Masjid Al Mujahidin, korban banjir di Tangerang juga ditampung di Masjid Al Wahab. Pengungsi di masjid ini umumnbya dari Kelurahan Petir, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang.
Praktis, Masjid Al Wahab berubah fungsi menjadi tempat pengungsian sejak empat hari lalu.
"Ya bantuan memang terus mengalir, tapi kebanyakan mie instan, selimut tidak ada," kata Rahman, korban banjir yang mengungsi di Masjid Al Wahab, Petir, Kota Tangerang dikutip Okezone.com.
Dikatakan Rahman, sejak tiga malam terakhir ia bersama anak dan istrinya sudah mengungsi, udara malam yang dingin karena hujan ditambah kondisi banjir di sekitar membuat leluarganya merasakan dingin yang menusuk, ditambah kondisi tubuh yang makin menurun.
Mandi dan MCK
Umumnya, warga memanfaatkan masjid karena lokasi masjid banyak yang tidak tergenang air. Selain itu, para pengungsi mengakui, susahnya untuk mandi dan toilet (MCK) membuat mereka lebih suka memanfaatkan masjid.
"Kalau mau mandi harus ke masjid," kata Yuyum Alawiyah, 48 tahun, Sabtu 19 Januari 2013.
Masjid Al-Istiqomah adalah yang dimaksud Yuyum. Dalam sehari, tiga kali dia ke masjid di Jalan Pintu Pasar Selatan nomor 14 RT 01 RW 04, Balimester.
"Subuh, dzuhur, malam," katanya dikutip tempointeraktif.com, Sabtu (19/01/2013).
Letak masjid di belakang gedung utama Pasar Balimester, berjarak 300 meter dari deretan tenda pengungsian.
Sebelum ini, semenjak banjir datang, Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla kepada media sempat mengajak masyarakat memberdayakan masjid untuk ikut serta menangani dan membantu korban banjir.
Pernyataan JK disampaikan di sela-sela rapat rutin DMI di kantor DMI, jalan Borobudur 22, Jakarta.
"Yang paling sering dibuat penampungan jika ada banjir atau bencana lain adalah masjid. Karena itu, saya akan berdayakan masjid, tentu bekerjasama dengan pihak terkait, dalam penanganan bencana," jelas mantan wapres tersebut.
Menurut JK, yang dibutuhkan korban bencana itu tiga hal. Yaitu, penampungan, kesehatan, dan makanan. Yang paling strategis dan siap adalah masjid.
"Lapangan masjid bisa dibuat dapur umum, juru masak ibu-ibu majlis taklim, dan lain sebagainya. Ini salah satu upaya memberdayakan masjid," kata JK.
Sepandangan dengan JK, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Marzuki Ali juga ikut berpartisipasi membantu korban banjir Jakarta dengan menyediakan fasilitas pengungsian korban banjir di gedung bukutangkis, gedung tenis, dan ruang pertemuan masjid di kompleks DPR.
Mengingat Indonesia menjadi negara yang paling rawan terhadap bencana di dunia (berdasar data yang dikeluarkan oleh Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Strategi Internasional Pengurangan Risiko Bencana/UN-ISDR), tak ada salahnya pemerintah memberi fasilitas masjid-masjid untuk penanggungalangan bencana.*
Rep: Panji Islam
Red: Cholis Akbar
Sumber : Hidayatullah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar