GlestRadio.com - Kota Bekasi -Sebanyak 96 kegiatan di Dinas Bina Marga dan Tata Air (Bimarta) Kota Bekasi tak terserap sepanjang tahun 2012. Meski demikian, Dinas Bimarta mengklaim lebih dari 90 persen kegiatannya sepanjang tahun 2012 telah terlaksana.
Kepala Dinas Bimarta Kota Bekasi Momon Sulaeman mengatakan, jumlah kegiatan yang tak terserap tersebut merupakan proyek pengerjaan infrastruktur, baik berupa jalan maupun drainase. Baik proyek yang ditentukan melalui penunjukan langsung maupun prosedur lelang.
Menurut Momon, Minggu (13/1), ada berbagai alasan yang membuat kegiatan-kegiatan tersebut gagal terealisasi. Salah satunya ialah tidak memadainya lokasi untuk pengerjaan proyek.
Ini terjadi di Kecamatan Bekasi Barat. Pemborong sudah menyiapkan berbagai alat pendukung pengecoran jalan. Namun saat kegiatan siap dikerjakan, pemborong tersebut baru mengetahui lokasi kegiatan harus melalui gang kecil yang berkelok-kelok.
Peralatan mereka tidak memungkinkan untuk dibawa masuk hingga ke lokasi. "Masa iya kami harus mengangkut adukan coran dengan ember," ucap Momon menirukan perkataan sang pemborong.
Kejadian itu menjadi salah satu alasan Momon merasa perbaikan jalan-jalan lingkungan akan lebih efektif jika tidak dikerjakan langsung oleh Dinas Bimarta.
Pengerjaan jalan lingkungan yang tidak memakan biaya besar cukup dilakukan masyarakat setempat, salah satunya melalui kegiatan PNPM.
"Biarkan kami mengerjakan proyek yang lebih besar, seperti jalan layang atau kegiatan berskala besar lainnya. Dengan demikian, proyek berskala kecil dan besar bisa sama-sama berjalan," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Tata Air Dinas Bimarta Kota Bekasi Nurul Furqon mengatakan, selain ada kegiatan yang batal terealisasi, proyek yang belum rampung hingga akhir tahun 2012 pun masih ada. Alasannya, mayoritas karena terhambat cuaca.
"Dalam guyuran hujan, kegiatan pengerjaan infrastruktur mustahil dilakukan karena hasilnya tidak akan maksimal. Daripada dipaksakan, lebih baik menunggu cuaca mendukung, meskipun akhirnya meleset sedikit dari jadwal yang sudah ditargetkan," katanya.
Terhadap pengerjaan yang molor dari jadwal tersebut, otomatis, pembayaran kepada pengembang ditunda. Pembayaran baru dilakukan begitu proyek sudah benar-benar rampung.
Adapun kegiatan yang gagal terealisasi, kata Furqon, mayoritas merupakan proyek yang didanai dari APBD perubahan tahun 2013. Sebab waktu untuk pelaksanaan tahapannya, mulai dari lelang hingga pengerjaan, terlalu sempit.
Sumber : Pikiran Rakyat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar