Di atas punggung tiap gajah terlihat beberapa pengunjung yang sibuk melempar pandangan ke segala arah, menikmati lanskap Gunung Gede. Tubuh para penumpang gajah yang ditemani seorang mahut atau pelatih gajah itu berayun mengikuti langkah kaki gajah.
Terkadang berayun ke kiri, ke kanan, kadang merosot ke belakang tatkala sang gajah menapaki tanjakan. Langkah gajah-gajah itu begitu perlahan, memberi kesempatan bagi penumpang untuk menikmati pemandangan dengan lebih santai.
Apalagi di sepanjang jalur itu selain melihat pohon menjulang tinggi, juga ada beberapa hewan liar koleksi Taman Safari Indonesia (TSI). Seperti beruang siberia, orangutan, harimau, dan macan putih. Kadang-kadang, pengunjung yang menunggangi gajah itu tertawa melihat tingkah gajah yang ”iseng” kerap berhenti mendadak, menyantap rumput.
”Asyik seru sekali. Bisa bertualang sama gajah. Cuma setelah selesai, kaki jadi gemetaran. Ha-ha-ha,” tutur Winda (22), salah seorang pengunjung yang ikut menunggangi gajah.
Siang itu, manajemen TSI di Cisarua meluncurkan paket wisata khusus untuk menyambut HUT Ke-67 Kemerdekaan RI, sekaligus menyambut libur hari raya Lebaran.
Para pengunjung TSI bisa menikmati perjalanan yang dinamai ”Jumbo Jungle Elephant Adventure” dengan membayar Rp 350.000 per orang. Mereka akan menikmati sensasi menunggangi gajah selama lebih kurang 30 menit.
Atraksi wisata ini ingin mengembangkan imajinasi pengunjung, seolah merasakan ”kemewahan” para maharaja di India dan Sumatera yang di masa lalu kerap berburu satwa liar dengan menunggang gajah. Namun, kali ini yang diburu bukan satwa, melainkan pemandangan alam.
Apalagi posisi TSI di Cisarua strategis, berada di lahan seluas 165 hektar di Gunung Gede. Kawasan TSI juga bisa ditempuh sekitar tiga jam perjalanan dari Jakarta, dalam kondisi normal.
”Ini momentum luar biasa. Kami menyiapkan paket yang belum pernah ada sebelumnya. Kami mengajak pengunjung naik gajah, lalu bertualang masuk hutan,” tutur Direktur TSI Jansen Manansang di Cisarua.
Menurut Jansen, pada titik finis, selain menikmati pemandangan yang jarang bisa disaksikan pengunjung Kawasan Wisata Puncak, peserta paket ini juga bisa bercengkerama dengan para pelatih gajah. Para pengunjung bisa bertanya seputar seluk beluk dan kehidupan gajah. Setelah melepas lelah, mereka akan melanjutkan perjalanan dengan menggunakan bus.
Dijamin aman
Jansen optimistis paket petualangan dengan gajah yang baru pertama kali diluncurkan ini bisa menarik minat pengunjung pada musim liburan. Namun, karena jumlah gajah yang dilibatkan hanya 14 ekor, pengunjung sangat dibatasi. Setiap gajah hanya ditumpangi seorang pengunjung. Selain itu, pengunjung juga dibatasi dari sisi tinggi badan. Hal ini dilakukan untuk menghindari kecelakaan bagi para penunggang.
”Kami sudah berbulan-bulan sebelumnya menjajal trek ini dan kami meyakini aman. Selain itu, kami juga sudah menyiapkan rute-rute evakuasi jika terjadi hal yang tidak diinginkan,” tuturnya.
Sebelumnya, TSI di Cisarua juga sudah meluncurkan paket menunggang gajah, tetapi tidak melintasi hutan. Menurut Kepala Bagian Humas TSI di Cisarua Yulius H Suprihardo, paket menunggangi gajah yang biasa ditawarkan kepada pengunjung hanya menggunakan rute jalan beraspal dengan waktu tempuh sekitar 20 menit dan tarif sebesar Rp 250.000.
”Jadi dengan adanya atraksi baru ini tersedia dua pilihan. Mereka yang ingin bertualang bisa memilih rute hutan, sedangkan bagi pengunjung yang hanya ingin bersantai bisa dengan rute aspal itu. Tinggal pilih saja,” tuturnya.
Para pengunjung kini ting- gal menentukan pilihannya, mau tantangan, menguji adrenalin, dan pengalaman yang atraktif, susuri reli gajah. Akan tetapi, apabila sekadar menikmati indahnya alam di jalan yang santai, ya bisa yang menyusuri aspal.
Sumber : Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar