GlestRadio.com - Masjid Besar London, Central Mosque di Regent Park, melaksanakan shalat Idul Fitri 1433 Hijriah sebanyak enam kali, Minggu pagi (19/8/2012) waktu setempat guna menampung ribuan muslim dan muslimah dari berbagai negara.
Shalat Idul Fitri yang diadakan di Masjid Raya London yang pertama dimulai pada pukul 07.00 dan selanjutnya pada pukul 08.00, 09.00 kemudian 10.00 dan 11.00 dan 12.00 dengan imam yang bebeda.
Sekitar 200 wanita yang mengikuti shalat Idul Fitri umumnya tidak mengunakan mukena seperti umumnya dijumpai di tanah air, kaum wanita dengan berbagai warna kulit itu hanya mengunakan busana panjang yang disebut abaya berwarna hitam.
Pelaksanaan shalat Idul Fitri yang hanya berlangsung selama setengah jam di Masjid Raya London itu setiap kali selalu dipenuhi umat Muslim yang datang bergantian yang kebetulan Hari Idul Fitri di Inggris jatuh pada hari Minggu.
Keripik balado
KBRI London juga menyelenggarakan shalat Idul Fitri dimulai pada pukul 10.00. Namun sejak pukul 08.00, umat muslim Indonesia mulai berdatangan dari berbagai daerah untuk mengikuti shalat Idul Fitri di gedung KBRI London yang terletak di Grosvenor Square, London.
Duta Besar RI untuk Kerajaan Inggris Raya dan Republik Irlandia TM. Hamzah Thayeb dan Nyonya Lastry Thayeb bersama ratusan muslim dan muslimah Indonesia melaksanakan shalat Idul Fitri dengan imam Hamim dan khatib Muhammad Muhtar Arifin Sholeh.
Dosen di Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang itu menyampaikan khotbahnya bertema "Membangun Bangsa dengan Taqwa, Mengisi Kemerdekaan dengan Ketaqwaan".
"Umat Islam Indonesia hendaknya berpartisipasi dalam membangun dan mengisi kemedekaan dengan 17 Ramadhan artinya berpedoman pada Al Quran dalam kehidupannya yaitu dengan cara mengimaninya, membacanya, mempelajarinya, mengamalkan dan mendawakan," katanya.
Ruang pertemuan, aula dan mushala serta lorong-lorong di gedung KBRI London dipenuhi umat Muslim Indonesia termasuk para pekerja, mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di Inggris, melaksanakan shalat termasuk Petty Tanjung Sari, putri Titik Puspa.
"Senang bisa melaksanakan shalat Idul Fitri bersama masyarakat di London," ujar Petty Tanjung Sari kepadaAntara London usai shalat Idul Fitri.
"Sedih juga sih biasa ngumpul di rumah mama di Jakarta," ujar Petty yang berada di London menemani putri yang baru melahirkan.
Sementara itu Endang Scanlon, ibu dua anak yang berangkat dewasa dan lama tinggal di London mengatakan bahwa senang Hari Raya Idul Fitri jatuh hari Minggu.
"Kalau hari kerja saya nggak bisa shalat," ujar Endang yang lama menetap di daerah London Tenggara.
Menurut Endang, pertama kali tinggal di London suka kangen dengan makanan Indonesia, tapi sekarang sudah banyak dan mudah ditemui, ujar ibu muda yang masih sering mudik, namun tahun ini bahagia bisa melaksanakan shalat bersama-sama umat Muslim Indonesia.
Sementara itu, Rifai yang bekerja di Hotel Four Seasons Hampshire selama lebih dari enam tahun mengakui Lebaran di Inggris memang berbeda dari tanah air.
Rifai yang bersama rekannya Arman khusus minta libur untuk bisa melaksanakan shalat Idul Fitri bersama masyarakat Indonesia mengakui shalat bersama umat muslim Indonesia bisa menjadi obat kangen.
"Pas kumpul sama warga Indonesia habis shalat Idul Fitri bisa mengobati kangen dengan suasana lebaran," ujar Rifai asal Betawi.
Lebaran di London juga diwarnai dengan adanya keripik Balado yang dibawa oleh Dewi. "Saya dapat kiriman dari Ibu Rusdi," ujar Dewi demikian Tjahjati Dewi Mukti biasa disapa.
Usai shalat Idul Fitri yang diadakan di KBRI London, umat Muslim yang datang dari berbagai daerah di Inggris bersilaturahim dengan Dubes dan ibu Lastry Thayeb serta keluarga diplomat serta masyarakat Indonesia dari berbagai profesi dan bahkan Atase Pendidikan T.A Fauzi Soelaiman mengadakan open house bagi masyarakat dan mahasiswa Indonesia di Inggris.
KBRI London menyediakan makanan kecil untuk seluruh peserta peserta yang dibagikan usai shalat Idul Fitri, berupa lemper, risoles dan pastel dan lapis legit serta sebotol air putih oleh lokal staf KBRI London. Sebanyak 500 kotak serta air putih.
"Kami menyediakan sebanyak 500 kotak untuk dibagi bagikan kepada masyarakat usai shalat," ujar Dewi," staf Atase pendidikan KBRI London.
Sementara itu Memet P Hasan dari Indonesia Islamic Centre (IIC) London mengatakan bahwa umat Muslim Indonesia di London makin berkembang dan jumlahnya terus bertambah.
"Kami masih mencari dana bagi pembangunan IIC yang saat ini baru mempunyai rumah sederhana di Colidale yang kurang memadai untuk menampung umat Muslim di London.Saya harapkan ada pengusaha yang tergerak untuk menyumbangkan dana membangun masjid yang dapat digunakan untuk tempat beribadah," ujar Memet P Hasan.
Sumber : Kompas
Editor : Kistyarini
Peristiwa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar