Kepala BBPOM Mataram, Hj Sriutami Ekaningtyas pada pembukaan Bimbingan Teknis Piagam Bintang Satu Keamanan Pangan Kantin Sekolah, mengatakan, tahun 2009 pihaknya telah melakukan sampling dan uji terhadap 101 sampel jajanan anak sekolah, antara lain minuman berwarna, es krim, mi, bakso, gorengan dan makanan ringan, sampling dilakukan di 16 SD di Kota Mataram.
"Hasil uji dari 101 sampel jajanan anak sekolah tersebut, yang memenuhi syarat 57 sampel dan 44 lainnya tidak memenuhi syarat, 32 sampel di antaranya tidak memenuhi syarat mutu, antara lain karena mengandung kadar pemanis buatan (siklamat) melebihi batas maksimal, tidak memenuhi syarat (TMS) mikrobiologi dan mengandung bahan tambahan pangan borax serta 12 sampel TMS label," katanya.
Secara nasional kasus kejadian luar biasa (KLB) di sekolah tahun 2006 adalah sebanyak 34 kasus keracunan siswa atau 21,79 persen dari 156 kasus KLB yang terjadi di 25 provinsi di Tanah Air. Penyebab keracunan adalah mikroba, ini berarti pengamanan pangan belum memperhatikan higiene dan sanitasi.
Karena itu, katanya, salah satu upaya yang dilakukan Direktorat Surveilance dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi Bidang Pengawasan dan Keamanan Pangan dan Bahan-Bahan Berbahaya Badan POM RI untuk meningkatkan mutu dan keamanan pangan di kantin sekolah adalah dengan memperkenalkan Program Piagam Bintang Satu Keamanan Pangan di Kantin Sekolah.
Ia mengatakan, program ini bersifat sukarela dan dimaksudkan untuk mendorong kantin sekolah menerapkan praktik keamanan pangan yang baik dan memperoleh pengakuan atas penerapannya.
Pada tahun 2008 BBPOM Mataram telah melaksanakan kegiatan bimbingan teknis satu keamanan pangan kantin sekolah yang diikuti oleh 10 sekolah di Kota Mataram yang kemudian ditindaklanjuti dengan tindakan audit ke sekolah-sekolah tersebut.
Dari hasil penilaian audit tersebut dua sekolah di Kota Mataram telah menerima Piagam Bintang Satu Keamanan Pangan di Kantin Sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar