• Breaking News

    Glest RadioSini...::...Iklankan Produk dan Usaha Anda di www.glestradio.com atau di Glest Radio ...::...Anda Sedang Mendengarkan Glest Radio Streaming, yang dipancarluaskan dari Graha Glest - Tangerang - Banten....::...GLEST GO Green...:::...Mau Pasang iklan Di Glest Radio atau situs glestradio.com silahkan Klik Di Sini

    Ratusan bangunan semi permanen di Selatan Kota Bekasi, dilahap si jago merah

    BEKASI SELATAN - Ratusan bangunan semi permanen di Kampung Bedeng Almuhajirin, RT05/13, Kelurahan Jakasetia, Bekasi Selatan Kota Bekasi, ludes dilahap si jago merah Rabu (8/12) sore pukul 15.00. Kebakaran hebat itu membuat 150 kepala keluarga (KK) yang menempati lokasi tersebut kehilangan tempat tinggal. 

    Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran itu. Tapi, api dengan cepat melumat ratusan bedeng di atas lahan seluas 6.000 meter persegi yang berada di pinggir tol Jakarta-Cikampek. Warga sempat menyelamatkan diri dan membawa barang-barang mereka ke pinggir tol, tepatnya kilometer 11 arah Jakarta. 


    Karena bangunan tersebut kebanyakan terbuat dari papan dan triplek, api begitu cepat menghanguskan rumah yang kebanyakan pemiliknya berprofesi sebagai kuli bangunan, tukang ojek, dan satpam perumahan. Selain itu, angin yang bertiup sangat kencang sore itu membuat si jago merah cepat merambat menghanguskan perkampungan tersebut.

    Karena akses jalan menuju ke lokasi ke perkampungan tersebut susah, maka petugas pemadam kebakaran pun mengalami kesulitan untuk menjangkau lokasi. Pasalnya, lokasi perkampungan tersebut berada di pinggir jalan tol, yang diapit rawa-rawa. Sedangkan satu-satunya akses jalan menuju perkampungan tersebut harus lewat perumahan Vila Jakasetia.

    Sehingga, hanya dalam hitungan menit, perkampungan yang para penghuninya merupakan pendatang dari berbagai daerah ini, telah menjadi abu.

    Warga yang mengetahui kejadian, selain membantu mengevakuasi barang-barang milik para korban, berbondong-bondong mengeluarkan barang berharga yang masih sempat diselamatkan. Ada juga warga berusaha memadamkan api menggunakan air seadanya.

    Satu buah mobil pemadam kebakaran yang datang ke lokasi kejadian juga tak bisa berbuat banyak. Api justru semakin liar dan tidak bisa ditaklukan. Petugas dan warga hanya berupaya menghindari api agar tidak semakin meluas. Aliran listrik pun dicabut.

    Lina (32), penghuni salah satu bedeng menjelaskan, ketika terjadi kebakaran itu, ia sedang mencuci di salah satu rumah warga. Buruh cuci ini mengetahui setelah beberapa warga mengabarkannya. ’’Saya sedang mencuci di Jakasetia,” ujarnya seraya menerangkan tidak ada satupun barang yang berhasil diselamatkan, selain pakaian yang melekat di badan.

    Penuturan serupa dikatakan Rijali (42), yang tinggal di salah satu unit bedeng kontrakan. Dia menerangkan, dirinya kali pertama melihat kepulan dari salah satu rumah yang terletak paling ujung. Lalu, dirinya mendengar seperti suara api yang membakar dinding. Mengetahui hal itu, pria yang berprofesi sebagai kuli bangunan ini langsung berteriak sambil berusaha menyelamatkan barang-barangnya. 

    ’’Saya tidak tahu dengan pasti, saya melihat kepulan asap dan suara kayu yang terbakar dari rumah paling ujung,’’ katanya sembari menuturkan di perkampungan tersebut dihuni sekitar 150 KK.

    Belum bisa dipastikan penyebab kebakaran yang kerugiannya diperkirakan mencapai puluhan juta itu. Namun, kuat dugaan api berasal dari arus pendek listrik dari salah satu unit bedeng. 

    Kebakaran tersebut mengundang perhatian bagi pengguna jalan tol. Tidak jarang di antara mereka memperlambat laju kendaraannya dan mengabadikannya dengan kamera atau HP. Tak pelak, arus lalu lintas di jalan tol sekitar lokasi menyebabkan kemacetan cukup panjang. 

    Sementara itu, Camat Bekasi Selatan Hudi Wijayanto menyatakan bangunan yng berdiri di atas lahan tersebut adalah bangunan ilegal dan sudah berdiri lebih dari lima tahun. ’’Bangunan itu liar sejak lama, meski tanah yang ada di lokasi kebakaran milik perorangan dengan surat tanah lengkap. Warga yang tinggal di lokasi kebakaran dengan tanah sewaan untuk mendirikan bangunan tempat tinggal,” ungkap Hudi.

    Dia menambahkan, warga yang menempati lahan itu hanya menyewa dan tidak mengantongi IMB. ’’Pihak kecamatan sudah beberapa kali mencoba mendata jumlah penduduk serta meminta kejelasan bangunan, tetapi pihak pemilik tanah yang sudah diminta untuk datang ke kantor dengan membawa surat tanah tidak datang,” ujarnya.

    RED : RADAR BEKASI

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Hosting Unlimited Indonesia
    DomaiNesia

    Feng Shui

    Promo